Tuesday, February 20, 2007

Kenangan Tentang Seekor Anak Kucing


Setelah ngobrol dengan seorang teman mengenai relationship, aku jadi teringat dengan kenangan masa lalu yg gak akan pernah aku lupain. Kenangan itu adalah tentang seekor kucing. Kok malah inget kucing, khan obrolannya tentang relationship? Soalnya ini ada hubunganya dengan seorang cewek yg dulu sempet mengisi hati ini. (cieee....)


Siang itu aku pergi ke rumah teman SMU ku. Awalnya aku kesana untuk bikin parcel pesanan orang. Kebetulan saat itu (tahun 2002), kami berdua bikin usaha jasa parcel kecil kecilan. Kebetulan saat itu khan Natal dan Idul Fitri hampir bersamaan. Rencananya, aku kesana untuk coba bikin hiasan parcel dengan pita, dkk. Semua perlengkapan sudah aku beli dan persiapkan semua. Ditengahnya kami mencoba menghias keranjang, terdengar suara seekor anak kucing. "meong... meong...". Spontan, aku dan temenku mencari sumber suara. Ternyata kami menemukan seekor anak kucing yg di telantarkan induknya. Anak kucing itu masih kecil sekali. Kami mencoba untuk cuek tapi tidak bisa. Akhirnya kami memutuskan untuk mengambil anak kucing itu dan merawatnya. Rencana menghias keranjang berubah menjadi menyiapkan keranjang untuk seekor anak kucing. Anak Kucing itu kami pindahkan ke dalam keranjang yg alasnya sudah di beri kain tebal. Tujuannya supaya anak kucing itu hangat dan nyaman. Anak kucing itu masih terus saja mengeong. Kemudian munculah ide untuk memberi dia minum. Temanku meminta pembantunya untuk membeli satu sachet susu bendera. Beberapa menit kemudianpun, susu datang. Kami berdua membuat susu dan meminumkan susu itu ke anak kucing tersebut. Anak kucing itu menyambut tetes demi tetes susu dengan antusias. Ternyata anak kucing itu haus sekali. Setelah puas minum susu, kami menimang-nimang kucing itu. Berhubung temanku tadi seorang cewek, jadi dia suka sekali menimang anak kucing itu. Aku hanya kebagian sesekali saja. Sudah capek bermain dengan anak kucing tadi, kamipun berusaha untuk meletakan anak kucing itu ke kerangajang yg sudah kami siapkan dan berencana untuk melanjutkan menghias keranjang. Akan tetapi si anak kucing tidak mau diam dan terus mengeong. Tak kehabisan akal, temanku Tyas berusaha menidurkannya dengan menimang nimang anak kucing itu. Akan tetapi usahanya tak memberikan hasil. Aku juga mencoba usaha yg sama namun tetap gagal juga. Akhirnya aku meletakan anak kucing itu ke dalam keranjang lalu aku nyanyikan lagu "nina bobok". Ketika aku nyanyikan lagu itu, sang anak kucing itu menjadi terlelap. Tetapi ketika aku berhenti bernyayi, dia bangun lagi dan mengeong lagi. Aneh juga khan. Akhirnya aku menyanyian lagu itu cukup lama sampai anak kucing itu benar benar terlelap. Akhirnya rencana menghias kerangjang batal dan kami hanya melanjutkan dengan obrolan dan candaan mengenai anak kucing tadi. Haripun semakin sore. Aku memutuskan untuk pergi pulang meninggalkan temanku dan anak kucing itu. Keesokan harinya, ternyata si anak kucing telah diambil kembali oleh sang induk dan tidak diketahui dimana keberadaannya sekarang. Informasi ini aku dapat dari pembantu temanku tadi. Setelah mengetahu hal itu. Aku dan temanku berharap semoga si anak kucing tadi tidak ditelantarkan kembali oleh sang induk. Semoga bisa tumbuh besar dan jangan lupakan pengalaman sehari bersama kami. Ya, itulah kenanganku mengenai seekor anak kucing.

No comments: